Jumat, 11 November 2011

BUDAYA INDONESIA


Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199
kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”

RUMAH ADAT

 

Lagu

 Musik

Alat musik

Selasa, 08 November 2011

Sekolah Berbudaya Lingkungan




SMA Negeri 1 Banjar merupakan salah satu SMA di Indoneia yang melaksanakan program Sekolah Berbudaya Lingkungan, dengan program tersebut pihak sekolah berharap, SMA Negeri 1 Banjar menjadi tempat dengan suasana kondusif dan nyaman untuk melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga akan tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan, yaitu kualitas lulusan SMA Negeri 1 Banjar yang siap bersaing pada kehidupan global.
Program Sekolah Berwawasan Lingkungan yang lebih dikenal dengan Program SBL telah ditatapkan di SMA Negeri 1 Banjar sejak tahun 2009 dengan SK Kepala Sekolah. Program SBL ini menekankan kepada keadaan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, indah dan sehat. Untuk menjamin terlaksananya program ini, dibentuk tim khusus yang disebut Tim SBL sebagai pelaksana teknis harian.
Program kerja Tim SBL sangat jelas, yaitu diantaranya :
  • Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah.
  • Menjaga kebersihan ruangan dan halaman kelas dan kantor.
  • Menghemat sumber daya listrik dan sumber daya air.
  • Mengatur pembuangan sampah pada tempatnya.
  • Mengolah sampah menjadi pupuk/kompos
  • Kawasan tanpa rokok.
  • Dan lain-lain.
Dengan diadakannya Program SBL diharapkan SMA Negeri 1 Banjar dapat mempelopori dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dalam menanggulangi perubahan iklim di dunia yang dikenal juga dengan istilah global warming (pemanasan global), di mana efek dari rumah kaca dan bocornya ozon akibat polusi yang terjadi di bumi ini, dapat menimbulkan efek pemanasan sehingga dapat elelehkan gunung-gunung salju, sehingga kawasan dataran akan banyak berkurang.
Tim SBL SMA Negeri 1 Banjar sebagai pelaksana teknis Program SBL berusaha sekuat tenaga untuk menghidupkan program SBL serta mengikuti perlombaan yang diselenggarakan secara nasional memperebutkan piala Adiwiyata, yaitu adalah penghargaan nasional yang diberikan kepada sekolah sebagai penyelenggaraan SBL terbaik se-Indonesia.

trik ajarkan disiplin pada anak

Jakarta - Saat si kecil memasuki usia balita, dia bisa menjadi sangat sulit untuk ditangani. Anak mulai susah diajak mandi atau makan. Dia bisa tiba-tiba marah dan menangis kencang saat keinginannya tidak dituruti, dan masih banyak masalah lainnya.

Masa balita bisa jadi saat yang sulit sekaligus menyenangkan untuk orangtua. Di usia ini, anak mulai menunjukkan berbagai kepintarannya. Namun di sisi lain, dia juga mulai terlihat mandiri. Hambatannya adalah, mereka masih memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dan memahami sesuatu.

"Mereka (anak-anak berusia balita) mengerti kalau mereka bisa melakukan sesuatu," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner, seperti dikutip WebMD.

"Hal ini pun membuat mereka ingin menunjukkan pada dunia dan menegaskan pada diri mereka sendiri dengan cara yang baru, bukan bayi lagi. Namun masalahnya mereka memiliki kontrol diri yang kurang dan belum berpikir rasional," urai Lerner.

Dengan segala kombinasi cara berpikir dan tingkah laku itu, bukan tidak mungkin Anda kerap merasa hilang akal menghadapi si kecil. Apalagi jika kata-kata yang sering diucapkannya adalah 'tidak'.

Jadi, adakah solusi agar mengurus si balita menjadi lebih mudah? Berikut ini beberapa cara mudah mendisiplinkan si kecil:

1. Konsisten

Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Lerner. "Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.

Sesuai dengan saran Lerner tersebut, cobalah untuk melakukan segala kegiatan si kecil sesuai jadwal, setiap hari. Artinya Anda harus memiliki waktu tidur siang, makan dan tidur malam yang konsisten. Begitu juga konsisten kapan waktu dia bisa bermain.

Jika Anda hendak membuat perubahan, misalnya saat Anda harus pergi ke luar kota, katakan padanya sejak jauh-jauh hari. Persiapkan anak menghadapi hal ini agar mereka tidak terlalu kaget pada perubahan tersebut.

Konsistensi juga penting dalam hal disiplin. Contohnya saat Anda mengatakan 'tidak boleh memukul', saat si kecil untuk pertama kalinya memukul anak lain di taman bermain, Anda harus terus mengatakan hal yang sama, jika ia melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya.


2. Hindari Situasi yang Membuat Stres atau Marah
Saat si kecil mulai menginjak usia balita, Anda sebaiknya meluangkan waktu untuk memahami apa saja yang membuatnya marah. Biasanya adalah karena mereka lapar, mengantuk dan perubahan mendadak.

Dengan melakukan perencanaan, Anda sebenarnya bisa menghindari kemarahannya ini dan membuatnya tetap tenang. "Misalnya saja, Anda jangan pergi ke supermarket di waktu anak seharusnya tidur siang, jika tidak mau anak tiba-tiba marah-marah," ujar dr. Lisa Asta, dokter anak di California yang juga asisten professor di Universitas California.

3. Berpikirlah Seperti Anak Balita
Anak balita belum bisa memahami segala sesuatunya apa adanya. Misalnya saja soal bagaimana harus bersikap dengan benar dan sesuai aturan. Jadi saat menghadapi si kecil, cobalah melihat dari perspektif anak untuk mencegah dia tantrum.

"Anda bisa bilang, ibu tahu, kamu tidak suka mandi, tapi kamu harus melakukannya," ujar Lerner. "Ucapan itu membuatnya tidak terintimidasi. Kita seolah memahami perasaannya," tambahnya.

Memberikan anak pilihan juga bisa Anda lakukan untuk menunjukkan kalau Anda menghargainya dan memahami perasaannya. Misalnya saja, saat anak tidak mau memakai sepatu, tanyakan saja padanya sepatu warna apa yang mau ia pakai, merah atau biru. Dengan memiliki pilihan, anak merasa mereka memiliki kontrol terhadap situasi yang sedang dialami.


4. Belajar Bagaimana Mengalihkan Perhatian
Saat si kecil sudah lebih dari 10 kali melempar bola ke dinding ruang tamu dan dia tidak berhenti meskipun Anda sudah menyuruhnya, inilah saatnya Anda mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Anda juga bisa mencoba mengajaknya bermain di luar.

"Orangtua sebaiknya menciptakan lingkungan yang bisa kondusif untuk perilaku balita," saran Rex Forehand, PhD, Professor Psikologi di University of Vermont dan penulis buku 'Parenting the Strong-Willed Child'.

"Jika mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan (seperti bermain bola di ruang tamu), Anda seharusnya bukan melarangnya, tapi coba cari aktivitas lain," tambah Rex.


5. Berikan Anak Time Out
Time out merupakan salah satu fondasi untuk membangun disiplin anak. Meskipun cara ini sebenarnya belum bisa benar-benar diterapkan saat anak berusia balita.

Akan ada implikasi negatif jika Anda memberikan anak balita time out terlalu lama. Anak akan merasa mereka nakal. Padahal sebenarnya Anda ingin mengajarkannya bersikap yang baik.

Jika Anda memberikan si kecil time out, batasi waktunya hanya 1-2 menit. Jangan juga katakan pada anak kalau itu adalah time out karena anak di bawah tiga tahun belum memahaminya. Gunakan kalimat yang lebih positif untuk menyebut time out.

Lerner menyarankan buat tempat yang nyaman untuk anak sehingga dia bisa tenang. Perbaiki sikapnya yang tidak baik, namun jangan lupa juga untuk memberikan pujian atas sikap baiknya.

"Jika Anda tidak memberikan pujian saat anak bersikap baik, terkadang mereka akan melakukan hal buruk hanya untuk mendapatkan perhatian," tambah Asta. Kalau Anda memuji anak atas perbuatan baiknya, kemungkinan besar anak mau melakukannya lagi.


6. Tetap Tenang
Saat si kecil mengalami tantrum di mall, Anda sudah pasti berusaha menghindari tatapan orang yang lewat. Saat itu Anda pasti akan dengan mudah tersulut emosi dan memarahinya. Merasa tetap tenang memang sulit, namun dengan kehilangan kontrol diri, bisa membuat situasi semakin panas dan Anda pun stres.

Coba tarik napas sejenak dan dinginkan kepala. "Kemarahan malah akan membuat Anda lebih buruk dan merasa bersalah. Hal itu juga tidak akan berdampak baik pada anak
," saran Forehand.

Sedangkan Lerner menyarankan, jangan tunjukkan emosi Anda saat si kecil mengamuk. Bersikaplah seperti tidak ada yang terjadi. "Diamkan saja sikap anak. Saat anak tahu kalau teriakannya tidak menarik perhatian Anda, dia akhirnya akan lelah berteriak," tuturnya.